Siapa yang tak kenal Ibu Kartini??
Tau dong, itu kan guru biologi q waktu smp dulu.
Hah? Itu mah Pak Kartonoooo, beda buuuu...
Dari kecil juga kita udah mulai dikenalin tuh lewat lagu tentang beliau..
nyanyinya gini nih. "Balonku adaaa limaaa...doorrr"
Eh? salah ya? Ehm, yg bener gini
"Ibu kita Kartini, Putri sejati. Putri Indonesia, harum namanyaa."
Udah ah, nyanyinya segitu aja, nanti pada terpesona lagi, kalo ane lanjut nyanyi. (Plaakk!!) hehee
"Raden Adjeng Kartini". Yep! Salah satu tokoh yang sangat terkenal karena keberhasilan beliau memperjuangkan emansisapi, eh emansipasi wanita. Coba kalo gak ada beliau, di sekolah cuman ada cowo. Gak bakal ada ketua kelas cewe, apalagi presiden!! Kalo gak karna jasa beliau, cewe2 kerjanya cuman dieem aja di rumah n gak kenal sama yang namanya pendidikan. Hiiiii,, syereeeem.
Maka dari itu, kita musti berterimakasih n meghargai jasa beliau.
Gimana caranya? Orang udah meninggal juga
Wettss,, tentu bisa! Caranya, dengan mengetahi perjuangan beliau, n gak nyia-nyia'in perjuangan beliau. So, untuk permulaan, yuk kita intip, gimana sih ceritanya kok bisa sampe sehebat itu? Mari kita cekidot....
Raden Ajeng Kartini lahir pada 21 April tahun 1879 di kota Jepara, Jawa Tengah. Beliau ini, anak salah seorang bangsawan yang masih sangat taat pada adat istiadat. Nah, setelah lulus dari Sekolah Dasar beliau gak boleh ngelanjutin sekolah ke tingkat yang lebih tinggi sama ortunya. Ia dipingit sambil menunggu waktu untuk dinikahkan. Kartini kecil sangat sedih gara-gara hal itu, ia ingin menentang tapi gak berani karena takut dianggap anak durhaka. Untuk ngilangin kesedihannya, beliau ngumpulin buku-buku pelajaran dan buku ilmu pengetahuan lainnya yang kemudian dibacanya di taman rumah dengan ditemani Simbok (pembantunya).
Akhirnya membaca menjadi hobinya, tiada hari tanpa membaca.(waaah, kereen). Semua buku, termasuk surat kabar lahap dimakannya! Eh, maksudnya, habis dibancanya! Kalau ada kesulitan dalam memahami buku-buku dan surat kabar yang dibacanya,beliau selalu menanyakan kepada Bapaknya. Melalui buku inilah, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir wanita Eropa (Belanda, yang waktu itu masih menjajah Indonesia). Timbul keinginannya untuk memajukan wanita Indonesia.
"Wanita tidak hanya didapur tetapi juga harus mempunyai ilmu." begiatu kata beliau
Lalu, beliau memulai dengan mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajarkan tulis menulis dan ilmu pengetahuan lainnya. Ditengah kesibukannya ia tidak berhenti membaca dan juga menulis surat dengan teman-temannya yang berada di negeri Belanda. Tak berapa lama ia menulis surat pada Mr.J.H Abendanon. Ia memohon diberikan beasiswa untuk belajar di negeri Belanda.
Beasiswa yang didapatkannya tidak sempat dimanfaatkan Kartini karena ia dinikahkan oleh orangtuanya dengan Raden Adipati Joyodiningrat. Setelah menikah ia ikut suaminya ke daerah Rembang. Suaminya mengerti dan ikut mendukung Kartini untuk mendirikan sekolah wanita. Berkat kegigihannya Kartini berhasil mendirikan Sekolah Wanita di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah “Sekolah Kartini”. Ketenarannya tidak membuat Kartini menjadi sombong, ia tetap santun, menghormati keluarga dan siapa saja, tidak membedakan antara yang miskin dan kaya.
Pada tanggal 17 september 1904, Kartini meninggal dunia dalam usianya yang ke-25, setelah ia melahirkan putra pertamanya. Setelah Kartini wafat, Mr.J.H Abendanon memngumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada para teman-temannya di Eropa. Buku itu diberi judul “DOOR DUISTERNIS TOT LICHT” yang artinya “Habis Gelap Terbitlah Terang”.
Hiks, mengharukan banget yaaa ceritannyaa ><
Kereen deh! Makasih banget ya buu. Kami sebagai penerusmu, hanya bisa mendo'akan ibu dari sini. Semoga perjuangan dan amal baik ibu di terima di sisi Tuhan YME. Amiiin.
Happy Kartini's Day!! :D
Rabu, 20 April 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar